Rabu, 21 September 2016

Mengapa Umat Islam Harus Ikut Pemilu

Umat Islam di Indonesia mulai kritis kepemimpinan. Sebaliknya, kaum kafir mulai melenggang dan membusungkan dada karena dukungan penuh Media yang disokong dari kaum mereka sendiri. Bahkan mereka dibantu elemen anti-Islam lainnya seperti kaum Liberal, syi'ah, komunis, dll.

Sehingga, banyak kaum muslimin tertipu karena makar jahat mereka. Karenanya, umat Islam harus mencari Solusi. Bukan malah menggembosi dan menjatuhkan sesamanya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di NKRI kita. Termasuk dalam keikutsertaan berdemokrasi (Baca : Pemilu).

Minggu, 11 September 2016

DOA HARI ARAFAH DAN DZIKIR YANG TERBAIK

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
“Sebaik-baik doa adalah doa di hari Arafah, dan sebaik-baik dzikir yang aku ucapkan dan juga diucapkan para nabi sebelumku adalah,
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Laa ilaaha illallah, wahdahu laa syariika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu, wa huwa ‘alaa kulli syaiin Qodiir” (Tidak ada yang berhak disembah selain Allah yang satu saja, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya kekuasaan dan milik-Nya segala pujian, dan Dia Maha Mampu atas segala sesuatu).” [HR. At-Tirmidzi dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu’anhuma, Shahihut Targhib: 1536]

Selasa, 06 September 2016

Tiga Faidah Penting

Barangsiapa mengamalkan suatu amal shalih niscaya akan Allah akan memberikan keutamaan tersendiri di dunia maupun di akhirat. Terdapat 3 keutamaan besar yang bisa kita dapati ketika kita mau untuk mengamalkan amalan-amalan tertentu. Karenanya kita sebaiknya tidak menyepelekan amalan-amalan ini. Apa saja 3 hal tersebut?

Pertama: Amal-amal yang Menyebabkan Para Malaikat Mendoakan Engkau



"Wahabi" membahayakan NKRI???

Sejarah mencatat:
1. Imam Bonjol (Pahlawan Nasional pengusir penjajah dari tanah Minang) dituduh "wahabi"

2. KH Agus Salim (pendiri bangsa, tokoh dan pahlawan nasional) dituduh "wahabi"

3. KH. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah dan pahlawan nasional) dituduh "wahabi"

4. Syekh A. Hassan (pendiri Persis dan pahlawan nasional) dituduh "wahabi"

5. Syekh Ahmad Surkati (pendiri al-irsyad dan pahlawan nasional) dituduh "wahabi"

6. Buya Hamka (ulama karismatik nusantara), dituduh "wahabi"

7. Buya Natsir (pendiri Masyumi-tokoh dan pahlawan nasional-pernah menjabat perdana menteri indonesia) dituduh "wahabi"

Senin, 05 September 2016

Said Aqil Siradj dan Halusinasi Ancaman Wahabi

Merebaknya kelompok sesat, radikalisme dan terorisme telah dijadikan wacana. Bahkan wacana ini diseret menjadi hantu dan ancaman bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sasaran tembak dan bidikan atas wacana itu, sepertinya sengaja dibuat dan diblow-up sedemikian rupa, guna diarahkan kepada satu kelompok yang disebut Wahabi. Untuk memperkuat proposisi itu, berbagai label dan simbol sengaja diciptakan untuk membuktikan bahwa Wahabi benar-benar sebagai ancaman keutuhan NKRI ini.

Setelah berhasil mempersonifikasi Wahabi sebagai sebuah gerakan yang mengancam NKRI, maka slogan yang sama terus diletupkan agar Wahabi benar-benar sebuah ancaman bersama. Ada beberapa hal yang menjadi tanda tanya besar dan harus segera dijawab.

Pertama, benarkah Wahabi sebagai ancaman terbesar bagi NKRI. Kedua, apakah bentuk ancaman dari gerakan Wahabi ini. Ketiga, apakah Wahabi telah menjual aset negara kepada pihak “asing” sehingga keberadaannya membahayakan NKRI ? Keempat, apakah Wahabi sedang memecah belah umat ke dalam berbagai aliran dan golongan ?